Pages

Senin, 04 Maret 2013

Bola Bekel Pembawa Sial (Part 4)

Bola bekelnya masih berada di tangan Bebek.
Hippo bersembunyi di balik sofa bersama Belut. Menemani Belut yang kabur dari amukan Hejek.
Miho dan Larva menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa henti.
Kubie dan Putri kodok menangisi TV Hejek yang wafat.
Lulu dan Bee cuma mengedipkan mata mereka seperti kupu-kupu.
Siput menggaruk-garuk kepalanya.
Sementara Piswii cuma menulis sesuatu di bukunya.

Semuanya, semuanya terjadi secara beruntun.
Bukan tanpa alasan, melainkan karena kesalahan.
Semua Hejek sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Namun tidak untuk Bee, dia mengamuk kepada Hippo.

"Hippo, semua ini salahmu! Bolamu pembawa sial bagi kami semua!"
Hippo cuma bisa mendelik.
Bee menangis meratapi nasib ponselnya.
"Bee...ini semua bukan salah Hippo, bukan salah bolanya!" nasihat Miho.
"Tapi..tapi.." Bee hendak menyangkal tapi tidak sanggup.
Belut cuma mengelus-elus TV kesayangannya.
Bebek memasukkan bola bekelnya ke dalam almari.
"Kamu pikir bola itu membawa masalah, lalu siapa yang awal mulanya membuat bola itu membawa kesialan bagi kita?" tanya Piswii sok dewasa.
Bee merenung.

Semua Hejek terpaku dalam posisinya.

"Aku..aku minta maaf. Aku yang membuat bolanya menghampiri kalian, menyebabkan masalah buat semua Hejek. Sekali lagi aku minta maaf" Bee mulai sadar akan kekhilafannya.
Piswii menggeleng.
"Tidak Bee...kalau saja kita tidak bermain saat pelajaran, kalau saja kita hanya terfokus pada pelajaran saat di sekolah semua ini tidak akan terjadi. Bola ini cuma penghibur di saat kita ada di rumah, bukan di sekolah!"
Siput mengangguk-angguk.
"Ya benar. Katamu neng donya gur sedelo' ?"
Bee meringis.

Bebek menyudahi. 
"Kalau begitu, mulai sekarang. Mari berjanji untuk tidak bermain bola bekel di sekolah. Kita hanya bermain saat kita membutuhkannya. Setuju?"
Semua Hejek menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Semua Hejek merapat, berkumpul membentuk suatu lingkaran. Semua tangan berkumpul mulai dari yang gede sampai yang kecil. Mulai hari itu mereka berjanji untuk tidak terlena oleh kenikmatan dunia.

-The End-

Maaf, dari awal cerita ini identitas yang buat nggak dicantumkan.
Tapi kami tetap tidak akan memberitahu.....:P
Selamat membaca.
Jangan lupakan komentar :D


0 comments:

Posting Komentar